1.Apa
perbedaan antara penalaran induktif dan penalaran deduktif?!
Penalaran INDUKTIF
adalah proses berpikir untuk menarik kesimpulan berupa
prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat
khusus. Prosesnya disebut induksi.
Penalaran induktif dapat berbentuk :
1.GENERALISASI
Generalisasi adalah proses berpikir berdasarkan hasil
pengamatan atas sejumlah gejala dan fakta dengan sifat-sifat tertentu mengenai
semua atau sebagian dari gejala serupa itu.
Macam – macam generalisasi :
A. Generalisasi sempurna
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi
dasar penimpulan diselidiki. Generalisasi macam ini memberikan kesimpilan amat
kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi tetap saja yang belum diselidiki.
B. Generalisasi tidak
sempurna
Adalah generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk
mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum
diselidiki.
Penalaran generalisasi bertolak dari satu atau sejumlah fakta
(fenomena atau peristiwa) khusus yang mempunyai kemiripan untuk membuat sebuah
kesimpulan. Sejumlah peristiwa khusus dibuat dalam bentuk kalimat, kemudian
pada akhir paragraf diakhiri dengan kalimat yang berisi generalisasi dari
peristiwa. Peristiwa khusus yang disebutkan pada bagian awal.
Contoh generalisasi : Pemakaian bahasa Indonesia
deseluruh daerah diindonesia dewasa ini belum dapat dikata seragam. Perbedaan
dalam struktur kalimat, lagu kalimat, ucapan terlihan dengan mudah. Pemakaian
bahasa Indonesia sebagai bahasa pergaulan sering dikalahkan oleh bahasa daerah.
Diungkapkan persurat kabaran, radio, dan TV pemakaian bahasa indonesia belum
lagi dapat dikatakan sudah terjaga baik. Para pemuka kita pun pada umumnya juga
belum memperlihatkan penggunaan bahasa Indonesia yang terjaga baik. Fakta – fakta
diatas menunjukan bahwa pengajaran bahasa Indonesia perlu ditingkatkan.
2. Analogi
Adalah membandingkan dua hal yang banyak persamaanya.
Kesimpulan yang diambil dengan jalan analogi, yakni kesimpulan dari pendapat
khusus dari beberapa pendapat khusus yang lain, dengan cara membandingkan
situasi yang satu dengan yang sebelumnya.
Dalam berfikir Analogis, kita meletakan suatu hubungan baru
berdasarkan hubungan-hubungan baru itu. Dan kita juga dapat menarik kesimpulan
bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi, ada persamaan pula dalam
bidang yang lain. Pada pembentukan kesimpulan dengan jalan analogi, jalan
pikiran kita didasarkan atas persamaan suatu keadaan yang khusus lainnya.
Karena pada dasarnya hanya membandingkan persamaan – persamaan dankemudian
dicari hubungannya. Maka sering kesimpulan yang diambil tidak logis.
Dari penjabaran diatas, dapat dikatakan bahwa penalaran
analogi adalah proses penyimpulan berdasarkan fakta atau kesamaan data. Analogi
juga dapat dikatakan sebagai proses membandingkana dari dua hal yang berlainan
berdasarkan kesamaannya kemudian berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu
kesimpulan.
Contoh Analogi: Kita banyak tertarik dengan planel mars, karena
banyak persamaannya dengan bumi kita. Mars dan Bumi menjadi anggota tata surya
yang sama. Mars mempunyai atsmosfir seperti bumi. Temperaturnya hampir sama
dengan bumi. Unsur air dan oksigennya juga ada. Caranya mengelilingi matahari
menyebabkan pula timbulanya musim seperti bumi. Jika bumi ada mahluk. Tidaklah
mungkin ada mahluk hidup diplanet Mars.
3. Hubungan akibat sebab
Hubungan akibat sebab merupakan suatu proses berfikir dengan
bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai akibat, kemudian bergerak
menuju sebab-sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat tadi.
Contoh Hubungan akibat sebab : Masalah pengangguran merupakan
masalah serius yang harus diselesaikan pemerintah, seperti beberapa waktu lalu
diberitakan dimedia cetak dan ibu kota, bagaimana ribuan pencari kerja hars
berdesakan bahkankan pingsan untuk mendapatkan pekerjaan. Menurut laporan media
cetak hal ini terjadi karena dalam waktu dekat ini banyak perusahaan menufaktor
yang akan tutup. Sehingga harus melakukan PHK. Selain itu minimnya kahlian atau
rendahnya kualitas SDM menjadi faktor penyebab banyaknya pengangguran
diibukota.
Penalaran
DEDUKTIF
Penalaran deduktif dibidani oleh filosof Yunani Aristoteles
merupakan penalaran yang beralur dari pernyataan-pernyataan yang bersifat umum
menuju pada penyimpulan yang bersifat khusus. Sang Bagawan Aristoteles (Van
Dalen:6) menyatakan bahwa penalaran deduktif adalah, ”A discourse in wich
certain things being posited, something else than what is posited necessarily
follows from them”. pola penalaran ini dikenal dengan pola silogisme. Pada
penalaran deduktif menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk
seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Corak berpikir deduktif adalah silogisme kategorial,
silogisme hipotesis, silogisme alternatif. Dalam penalaran ini tedapat premis,
yaitu proposisi tempat menarik kesimpulan. Untuk penarikan kesimpulannya dapat
dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Penarikan kesimpulan secara
langsung diambil dari satu premis,sedangkan untuk penarikan kesimpulan tidak
langsung dari dua premis.
Macam-macam penalaran deduktif diantaranya :
A. Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara
deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi
(kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat,
yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
Contohnya:
Semua manusia akan mati
Amin adalah manusia
Jadi,
Amin akan mati (konklusi / kesimpulan)
B. Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat
dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena
sudah sama-sama diketahui.
Contoh :
Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari
Pada malam hari tidak ada matahari
Pada
malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis
2.Apa
syaratnya supaya kesimpulan dalam deduktif dapat dipercaya?!
Ketepatan penarikan kesimpulan tergantung dari tiga hal
yaitu:
1) kebenaran premis mayor,
2) kebenaran premis minor, dan
3) keabsahan penarikan kesimpulan.
Apabila salah satu dari ketiga unsur itu persyaratannya tidak terpenuhi dapat dipastikan kesimpulan yang ditariknya akan salah.
1) kebenaran premis mayor,
2) kebenaran premis minor, dan
3) keabsahan penarikan kesimpulan.
Apabila salah satu dari ketiga unsur itu persyaratannya tidak terpenuhi dapat dipastikan kesimpulan yang ditariknya akan salah.
Contoh:
Semua
mahluk hidup perlu makan untuk mempertahanka hidupnya (Premis mayor)
Joko adalah
seorang mahluk hidup (Premis minor)
Jadi, Joko
perlu makan untuk mempertahakan hidupnya (Kesimpulan)
Kesimpulan
yang diambil bahwa Joko juga perlu makan untuk mempertahankan hidupnya adalah
sah menurut penalaran deduktif, sebab kesimpulan ini ditarik secara logis dari
dua premis yang mendukungnya.
Pertanyaan apakah kesimpulan ini benar harus dikembalikan kepada kebenaran premis-premis yang mendahuluinya. Apabila kedua premis yang mendukungnya benar maka dapat dipastikan bahwa kesimpulan yang ditariknya juga adalah benar. Mungkin saja kesimpulannya itu salah, meskipun kedua kedua premisnya benar, sekiranya cara penarikkan kesimpulannya tidak sah.
Pertanyaan apakah kesimpulan ini benar harus dikembalikan kepada kebenaran premis-premis yang mendahuluinya. Apabila kedua premis yang mendukungnya benar maka dapat dipastikan bahwa kesimpulan yang ditariknya juga adalah benar. Mungkin saja kesimpulannya itu salah, meskipun kedua kedua premisnya benar, sekiranya cara penarikkan kesimpulannya tidak sah.
3.Buat 2
contoh penarikan kesimpulan melalui generalisasi!!
Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, baja memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jadi, jika dipanaskan semua logam akan memuai.
Jika ada udara, manusia akan hidup.
Jika ada udara, hewan akan hidup.
Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
Jadi, jika
ada udara mahkluk hidup akan hidup.
4.Dapat
dipercayakah kesimpulan dibawah ini:
A. Semua professor pandai
Ayahmu pandai
Pastilah ayahmu pandai
Dapat
dipercaya, karena sesuai dengan rumus entimen yaitu: Rumus Silogisme Entinem :
C = B karena C = A
B. Disemua ibukota ada gebung pencakar langit
Disemua kota industry ada gedung
pencakar langit
Jadi,ibukota adalah kota industry
Tidak dapat
dipercaya, karena tidak sesuai rumus silogisme yaitu
PU : A = B
PK : C = A
K : C = B
A = semua anggota golongan tertentu
B = sifat yang ada pada A
C = sesorang atau sesuatu anggota A
PK : C = A
K : C = B
A = semua anggota golongan tertentu
B = sifat yang ada pada A
C = sesorang atau sesuatu anggota A
C. Hasil sawah bertambah jika petani menanam
padi unggul
Hasil sawah bertambah jika pengairan
diatur dengan baik
Hasil sawah bertambah jika petani menanam padi unggul dan pengairan
diatur dengan baik
Dapat
dipercaya, karena sesuai rumus silogisme yaitu:
PU : A = B
PK : C = A
K : C = B
A = semua anggota golongan tertentu
B = sifat yang ada pada A
C = sesorang atau sesuatu anggota A
PK : C = A
K : C = B
A = semua anggota golongan tertentu
B = sifat yang ada pada A
C = sesorang atau sesuatu anggota A
Tidak ada komentar:
Posting Komentar