Minggu, 09 November 2014

Macam Pengumpulan Data & Macam Kutipan

PENGUMPULAN DATA
1. Pengertian
Secara sederhana, pengumpulan data diartikan sebagai proses atau kegiatan yang dilakukan peneliti untuk mengungkap atau menjaring berbagai fenomena, informasi atau kondisi lokasi penelitian sesuai dengan lingkup penelitian. Pengumpulan data, dapat dimaknai juga sebagai kegiatan peneliti dalam upaya mengumpulkan sejumlah data lapangan yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (untuk penelitian kualitatif), atau menguji hipotesis (untuk penelitian kuantitatif).
Merujuk pada pengertian di atas, betapa pentingnya pengumpulan data dalam proses penelitian. Tanpa data lapangan, proses analisis data dan kesimpulan hasil penelitian, tidak dapat dilaksanakan.
2. Prinsip-Prinsip
Pengumpulan data penelitian sebagai salah satu bentuk kegiatan ilmiah tentunya tidak dapat dilakukan tanpa dasar, akan tetapi perlu didasarkan pada sejumlah kaidah atau prinsip yang mendasarinya. Berikut ini beberapa prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengumpulan data.
a. Data-data yang digali atau dikumpulkan harus berdasarkan kondisi obyektif dari lokasi penelitian, jangan direka atau dikira-kira oleh pemikiran peneliti.
b. Alat pengumpul data atau instrumen penelitian harus relevan dengan tujuan penelitian.
c. Pihak-pihak yang dihubungi atau disebut sampel penelitian (untuk penelitian kuantitatif) dan subyek penelitian (untuk penelitian kualitatif) harus relevan dengan apa yang hendak diungkap
d. Prinsip kerahasiaan (confidencial), dimana nama-nama sampel atau responden penelitian harus dijamin kerahasiaannya.

3. Teknik Pengumpulan Data
Ada bermacam-macam cara yang digunakan untuk mengumpulkan data, informasi, serta menguji data dan informasi tersbut. Cara-cara tersebut adalah mengadakan wawancara, mengadakan angket (melalui daftar kuesioner), mengadakan observasi, penelitian lapangan atau mengadakan penelitian kepustakaan. (Gorys Keraf,2004 : 181) Berikut penjelasan dari masing-masing teknik pengumpulan data :
A. Wawancara
Wawancara atau interview adalah suatu cara untuk mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada seorang informan atau seorang autoritas (seorang ahli atau yang berwenang dalam suatu masalah) (Gorys Keraft, 2004 :182). Prosedur yang digunakan  biasannya,  penannya mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan terlebih dahulu (mempersiapkannya), sesuai dengan topik yang akan dibahas. Namun ketika dirasa ada informasi yang menarik sipenanya dapat juga mengajukan pertanyaan diluar daftar yang telah disiapkan.
Keuntungan:
1)   Wawancara dapat digunakan pada responden yang tidak bisa membaca dan menulis.
2)   Jika ada pertanyaan yang belum dipahami, pewawancara dapat segera menjelaskannya.
3)   Wawancara dapat mengecek kebenaran jawaban responden denagn mengajukan pertanyaan pembanding, atau dengan melihat wajah atau gerak-gerik responden.
Kerugian :
1)   Wawancara memerlukan biaya yang besar untuk perjalanan dan uang harian pengumpulan data.
2)   Wawancara hanya dapat menjangkau jumalah responden yang lebih kecil.
3)   Kehadiran pewawancara mungkin menggangu responden.

B. Angket
Angket adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden.
Keuntungan :
1)   Angket dapat menjangkau sampel dalam jumlah besar karena dapat dikirimkan melalui pos.
2)   Biaya yang diperlukan untuk membuat angket relatif murah.
3)   Angket tidak terlalu menggangu respoden karena pengisiannya ditentukan oleh respoden sendiri sesuai dengan kesedian waktunya.

Kerugian :
1)   Jika angket dikirimkan melalui pos, maka persentase yang dikembalikan relatIf rendah.
2)   Angket tidak dapat digunkan untuk respoden yang kurang bisa membaca dan menulis.
3)   Pertanyaan-pertanyaan dalam angket dapat ditafsirkan salah dan tidak ada kesempatan untuk mendapat penjelasan

C. Observasi dan penelitian lapangan
Observasi adalah pengamatan langsung pada suatu obyek yang akan diteliti. Sedangkan penelitian lapangan adalah usaha pengumpulan data dan informasi secara intensif disertai analisis dan pengujian kembali atas semua data yang telah dikumpulkan. Perbedaan keduanya terletak pada waktu pemerolehan data, dimana observasi dapat dilakukan dalam suatu waktu yang relative singkat sementara penelitian lapangan memerlukan waktu yang lebih panjang.
Keuntungan :
1)   Data yang diperoleh adalah data yang segar.
2)   Data yang dikumpulkan melalui observasi dan penelitian langsung cenderung mempunyai keandalaman yang tinggi.
3)   Keabsahan alat ukur dapat diketahui secara langsung.
Kerugian :
1)   Untuk memperoleh data yang diharapkan, maka pengamat harus menunggu dan mengamati sampai tingkah laku yang diharapkan terjadi.
2)   Beberapa tingkah laku, bahkan bisa membahayakan jika diamati.

D. Penelitian Pendapat
Melalui pengamatan penulis sebenarnya sudah bisa membuat suatu kesimpulan atau pendapat. Namun proses pengamatan itu berlangsung berulang-ulang, sehingga dapat timbul bermacam-macam pendapat. Pendapat tersebut tentu memiliki ciri masing-masing. Oleh karena itu perlu adanya pengolahan kembali agar didapat kesimpulan baru dari pendapat-pendapat terdahulu.
Misalkan dalam sebuah observasi. Seorang penulis melihat dengan seksama bagaimana berlangsungnya suatu demonstrasi mengenai kenaikan harga, dari segi observasi dia harus bisa melihat dengan cermat karena  dengan melihat dengan cermat seorang penulis bisa mendeskripsikannya dengan baik, lebih dari itu penulis bisa menemukan sebab-sebabnya dan menemukan solusi yang tepat dari masalah tersebut.

E. Penelitian Kepustakaan
Sudah banyak sekali penelitian yang dilakukan oleh manusia, hal ini dadasari oleh keinginan manusia untuk mengetahui sesuatu yang baru. Namun  banyak juga penelitian-penelitian yang luput dari pengamatan banyak orang. Jadi untuk mengetahu karya –karya tersebut perlu dilakukan penelitian kembali. Dan untuk melakukan hal tersebut kita dapat mengadakan penelitian kepustakaan.
Tujuan dari penelitian kepustakaan ini adalah melatih pengarang atau penulis untuk mengatasi masalah-masalah penyusunan yang rumit, bagaimana mengekspresikan semua bahan dari berbagai macam sumber bacaan menjadi suatu karya tulis yang panjang dan teratur. Serta melalui penelitian kepustakaan akan melatih untuk membaca secara kritis segala bahan yang dijumpainya.
Dalam rangka penelitian kepustakaan ada tiga golongan buku yang harus diperhatikan :
1)   Buku yang memberikan gambaran umum mengenai persoalan yang akan digarap.
2)   Buku yang harus diaca mendalam dan cermat.
3)   Bahan bacaan tambahan untuk mengisi yang karya tulis yang masih kurang.
Untuk mempermudah pencarian bahan kepustakaan, maka terdapat hal-hal yang perlu           diperhatikan :
1)   Mekanisme Perpustakaan
Walaupun harus diakui bahwa koleksi tiap perpustakaan bersifat unik, namun mekanisme yang dipakai untuk menyelidiki buku-buku tersebut bersifat standar. Alat riset dan metode yang sama dapat digunakan di mana saja. Mekanisme standar yang dipakai pada semua perpustakaan untuk membantu setiap orang guna mencari bahan yang diperlukan adalah : kaartu-kartu katalog, buku-buku referensi standar, indeks, dan lain-lain.
2)   Kartu-kartu Katalok
Pada setiap perpustakaan disediakan kartu-kartu katalog yang memuat keterangan tentang buku yang terdapat dalam perpustakaan itu: Kartu-kartu itu besarnya kira-kira 7,5x12,5 cm, disusun berdasarkan urutan nama-nama pengarangnya secara alfabetis, kemudian dicantumkan juga judul buku dan pokok uraiannya.
3)   Buku-buku Referensi
Buku-buku referensi adalah buku- buku yang dimaksudkan untuk dipakai sebagai penerangan atau sebagai dasar untuk mencari keterangan yang khusus mengenai pokok- pokok tertentu.
4)   Buku Katalogus
Adalah sebuah buku berisi buku-buku yang terdapat diberbagai perpustakaan, sebagai pelengkap kartu-kartu katalog yang sudah dibicarakan, di atas buk-buku semacam itu biasanya diterbitkan oleh perpustakaan untuk dikirim ke perpustakaan-perpustakaan lain yang memerlukannya.
5)   Indeks majalah
Untuk mencari artikel – artikel yang terdapat di dalam majalah atau publikasi – publikasi lainnya, maka oleh redaksi biasanya dibuat daftar tentang semua artikel yang pernah ditulis dalam majalah tersebut dinamakan indeks majalah.
6)   Indeks harian
Pada umumnya artikel – artikel dalam harian – harian tidak dimasukkan dalam daftar indeks. Ttetapi ada beberapa harian yang terkenal biasanya membuat indeks bagi artikel – artikel atau berita – berita yang dimuat dalam harian tersebut.
7)   Kamus Umum
Kamus Umum merupakan sumber yang paling baik tentang kata – kata umum. Ia memberikan keterangan tentang maknanya, tentang ejaannya, etimologinya, dsb.sebab itu hal – hal yang umum sangat mudah dicari dalam Kamus Umum.
8)   Ensiklopedia Umum
Berusaha memberi artikel – artikel yang obyektif dan dapat dipercaya, serta pokok – pokok persoalan yang mendapat perhatian umum. Ensiklopedia yang terkenal adalah : Encylopaedia Britannica, beserta Lembaran Tambahan Tahunan “The Britannica Book of Year”.
9)   Buku -buku referensi lainnya
Disamping pokok-pokok yang telah diuraikan di atas, buku buku referensi meliputi juga dokumen-dokumen pemerintah, buku-buku tahunan, dan buku-buku dari sumber-sumber khusus.
10)  Pencatatan Data
Tahap pertama yang dilakukan adalah membaca secara intensif. Tahap kedua ialah mencatat bahan-bahan yang dianggap penting. Untuk pencatatan ini sebaiknya menggunakan kartu berukuran 10 x 15 cm. Tiap kartu harus memuat dua hal, yaitu : (1) sumber yang tepat dari mana catatan itu diambil, dan (2) data atau pendapat yang diperlukan.


KUTIPAN
1. Pengertian
Kutipan, sebuah kata yang mungkin semua orang belum mengetahui maksudnya apa. Disini saya akan mengulas sedikit mengenai kutipan. Kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.
Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat seorang pengarang/pembicara/orang terkenal, yang terdapat dalam buku, acuan lain atau penuturan lisan. Kutipan ini dapat berupa kutipan langsung dan tidak langsung. Kutipan langsung adalah pinjaman kalimat atau pendapat seorang pengarang/pembicara/orang terkenal yang diambil secara lengkap (perkata atau perkalimat) dari sumbernya. Kutipan tidak langsung adalah pinjaman kalimat atau pendapat seorang pengarang/pembicara/orang terkenal yang diambil intinya saja,

2. Tujuan Membuat
Tujuan membuat kutipan  dalam penulisan-penulisan ilmiah, baik penulisan artikel-artikel ilmiah, karya-karya tulis, maupun penulisan skripsi dan disertasi, yaitu seringkali kutipan-kutipan dipergunakan untuk menegaskan isi uraian, atau untuk membuktikan apa yang dikatakan.    Garis besar kerangka karangan, serta kesimpulan-kesimpulan yang dibuat merupakan pendapat penulis sendiri Kutipan-kutipan hanya berfungsi sebagai bahan bukti untuk menunjang pendapat penulis.

3. Jenis
Menurut jenisnya, kutipan dapat dibedakan atas kutipan langsung dan kutipan tak langsung (kutipan isi).Kutipan langsung adalah pinjaman pendapat dengan mengambil secara lengkap kata demi kata, kalimat demi kalimat dari sebuah teks asli. Kutipan tak langsung adalah pinjaman pendapat seorang pengarang atau tokoh terkenal berupa inti sari atau ikhtisar dari pendapat tersebut.  Perbedaan antara kedua jenis kutipan ini harus benar-benar diperhatikan karena akan membawa konsekuensi yang berlainan bila dirmasukkan dalam teks.
Dalam hubungan ini cara mengambil bahan-bahan dari buku-buku pada waktu mengumpulkan data, akan sangat membantu. Bila penulis menganggap perlu memasukkan kutipan yang panjang, maka lebih baik memasukkannya dalam bagian Apendiks atau Lampiran.  Di samping kutipan yang diambil dari buku-buku atau majalah-majalah, ada pula kutipan yang diambil dari penuturan lisan. Penuturan lisan ini bisa terjadi melalui wawancara atau ceramah-ceramah. Namun kutipan semacam ini dalam karya-karya ilmiah akan kurang nilainya kalau disajikan begitu saja. Agar nilainya lebih dapat dipertanggung jawabkan, maka harus dimintakan pengesahannya lagi dari orang yang bersangkutan.

4. Prinsip-Prinsip Mengkutip
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam membuat kutipan adalah.
A. Jangan Mengadakan Perubahan
Pada waktu melakukan kutipan langsung, pengarang tidak boleh mengubah kata-kata atau teknik dari teks aslinya. Bila pengarang menganggap perlu untuk mengadakan perubahan tekniknya, maka ia harus menyatakan atau memberi keterangan yang jelas bahwa telah diadakan perubahan tertentu.

B. Bila Ada Kesalahan
Bila dalam kutipan terdapat kesalahan atau keganjilan, dalam ejaan maupun dalam ketatabahasaan, penulis tidak boleh memperbaiki kesalahan-kesalahan itu.Demikian juga halnya kalau penulis tidak setuju dengan suatu bagian dari kutipan itu.
Dalam hal terakhir ini kutipan tetap  dilakukan, hanya jika penulis diperkenankan mengadakan perbaikan atau catatan terhadap kesalahan tersebut.Perbaikan atau catatan itu dapat ditempatkan sebagai catatan kaki atau dapat pula ditempatkan dalam tanda kurung segi empat [ . . . ] seperti halnya dengan perubahan teknik sebagai telah dikemukakan diatas.Catatan dalam tanda kurung segi empat itu langsung ditempatkan di belakang kata atau unsure yang hendak diperbaiki,diberi catatan ,atau yang tidak disetujui itu.

C. Menghilangkan Bagian Kutipan
Dalam kutipan-kutipan diperkenankan pula menghilangkan bagian-bagian tertentu dengan syarat bahwa penghilangan bagian itu tidak boleh mengakibatakan perubahan makana aslinya atau makna keseluruhannya.Penghilangan itu biasanya dinyatakan dengan mempergunakan tiga titik berspasi [ . . . ].Jika unsur yang dihilangkan itu terdapat pada akhir sebuah kalimat,maka ketiga titik berspasi itu ditambahkan sesudah titik yang mengakhiri kalimat itu. Bila bagian yang dihilangkan itu terdiri dari satu alinea atau lebih,maka biasanya dinyatakan dengan titik berspasi sepanjang satu baris halaman.

5. Cara-Cara Mengutip
Agar tiap-tiap jenis kutipan dapat dipahami dengan lebih jelas,perhatikanlah cara-cara berikut:
A. Kutipan Langsung yang Tidak Lebih dari Empat Baris.
Sebuah kutipan langsung yang panjangnya tidak lebih dari empat baris ketika,akan dimasukkan dalam teks dengan cara-cara berikut:
1)      Kutipan itu diintegrasikan langsung dengan teks.
2)      Jarak antara baris dengan baris dua spasi.
3)      Kutipan itu diapit dengan tanda kutip.
4)      Sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukkan setengah spasi ke atas ,atau dalam kurung ditempatkan nama singkat pengarang,tahun terbit dan nomor halaman kuitipan itu.
Nomor urut penunjukkan mempunyai pertalian dengan nomor urut penunjuka yang terdapat pada catatan kaki. Nomor penunjukan ini bisa berlaku berlaku untuk  bab, dapat pula  berlaku untuk seluruh karangan  tersebut. Masing-masing cara tersebut akan membawa konsekuensi tersendiri. Pada nomor urut penunjukan yang hanya berlaku pada tiap bab,maka pertama,pada tiap bab akan dimulai dengan nomor urut 1; kedua penunjukan yang pertama dalam tiap bab,nama pengarang harus disebut secara lengkap,sedangkan penunjukan selanjutnya dalam bab tersebut cukup dengan menyebut nama singkat pengarang,ditambah penggunaan singkatan-singkatan ibid., op. cit., atauloc. Cit.2 Sebaliknya bila nomor urut  penunjukan berlaku untuk seluruh karangan,maka hanya untuk  penyebutan yang pertama, nama pengarang ditulis secara lengkap; penyebutan selanjutnya hanya menggunakan nama singkat,dan singkatan-singkatan sebagaimana disebutkan di atas.

B. Kutipan Langsung yang Lebih dari Empat Baris
Bila sebuah kutipan terdiri dari lima baris atau lebih, maka seluruh kutipan itu harus digarap sebagai berikut:
1)    Kutipan itu dipisahkan dari teks dengan jarak 2,5 spasi;
2)    Jarak antara baris dengan baris kutipan satu spasi;
3)    Kutipan itu boleh atau tidak boleh diapit dengan tanda kutip;
4)    Sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke atas,atau dalam kurung di tempatkan nama singkat pengarang,tahun terbit, dan nomor halaman tempat terdapat kutipan itu;
5)    Seluruh kutipan itu dimasukkan ke dalam 5-7 ketikan; bila kutipan itu dimulai dengan alinea baru,maka baris pertama dari kutipan itu dimasukkan lagi 5-7 ketikan.
Kadang –kadang terjadi bahwa dalam kutipan itu terdapat lagi kutipan. Dalam hal ini  dapat ditempuh dua cara:
1)      Mempergunakan tanda kutip ganda [”. . .”] bagian kutipan asli dan tanda kutip tunggal[‘…’]bagi kutipan dalam kutipan ,atau sebaliknya.
2)      Bagi kutipan asli tidak dipergunakan tanda kutip,sedangkan kutipan dalam kutipan itu mempergunakan tanda kutip ganda.

C. Kutipan tak Langsung
Beberapa syarat yang harus diperhatikan untuk membuat kutipan tak langsung.
1)   Kutipan itu tidak diintegrasikan dengan teks.
2)   Jarak antar baris dua spasi.
3)   Kutipan tidak diapit dengan tanda kutip.
4)   Sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke atas,atau dalam kurung ditempatkan nama singkat pengarang ,tahun terbit,dan nomor halaman tempat terdapat kutipan itu.

D. Kutipan pada Catatan Kaki
Selain dari kutipan yang dimasukkan dalam teks seperti telah diraikan di atas, (baik kutipan lanmgsung maupun kutipan tak langsung) ada pula kutipan yang diletakkan pada catatan kaki.Bila cara yang seperti ini yang dipergunakan, maka kutipan demikian selalu ditempatkan pada spasi rapat,biarpun kutipan itu singkat saja.Demikian juga kutipan itu selalu dimasukkan dalam tanda kutip, dan dikutip tepat seperti teks aslinya.
Walaupun di atas telah disampaikan juga bahwa kutipan yang panjang sekali lebih baik ditempatkan pada Apendiks atau Lampiran ,namun ada juga pengarang yang beranggapan bahwa kutipan semacam itu lebih baik ditempatkan pada catatan kaki,agar lebih mudah bagi para pembaca untuk memeriksanya.

E. Kutipan Atas Ucapan Lisan
Sebenarnya kutipan atas sumber semacam ini sulit dipercaya,kecuali mungkin ucapan yang disampaikan seorang tokoh yang penting dalam suatu kesempatan yang luar biasa, serta dapat diikuti okleh masyarakat.
Bila penulis ingin memasukan juga kutipan-kutipan semacam itu di dalam tulisannya, maka sebaliknya ia memperlihatkan naskah kutipan itu trlebih dahulu kepada orang yang memberi ketarangan keterangan itu untuk mendapatkan pengesahannya. Kalau ada kekurangan atau kesalahan dapat diadakan perbaikan terlebih dahulu oleh yang bersangkutan. Dengan demikian tidak perlu timbul bantahan atau hal-hal yang  tidak diinginkan di kemudian hari.
Sumber ucapan-ucapan lisan itu dapat dimasukkan langsung dalam teks, dapat pula dimasukkan dalam catatan kaki seandainya akan mengganggu jalannya teks itu sendiri.



F. Variasi  membuat kutipan

Walaupun telah diuraikan secara terperinci cara-cara membuat kutipan sebagaimana dapat dilihat dalam uraian di atas, namun perlu kiranya diingat bahwa sebuah pola yang terus-menerus dipakai akan menimbulkan kebosanan.  Sebab itu pola-pola membuat kutipan akan lebil efektif kalau mengandung variasi; variasi antara kutipan langsung dan kutipan tak langsung, variasi antara kutipan yang dimasukkan dalam teks dan kutipan yang dimasukkan dalam catatan kaki.  Disamping itu masih ada beberapa cara lain untuk membuat kutipan-kutipan itu dirasakan lebih mantp. Salah satu cara (terutama untuk kutipan yang singkat) adalah langsung mulai dengan materi kutipan hingga perhentian terdekat (bisa koma, frasa yang bebas, bisa juga titik) disusul dengan sisipan penjelas tentang ucapan atau pendapat itu, untuk mengetahui siapa yang berkata demikian. Perhentian itu dapat dilakukan sesudah sebuah kata,dapat pula sesudah sebuah frasa atau kalimat singkat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar