PUBLIC SPEAKING (Pengertian Umum)
Komunikasi
di depan umum sangatlah penting bagi generasi muda saat ini, karena dengan
berlatih untuk berbicara di depan umum dapat menguji keberanian untuk
menyampaikan ide-ide, pengetahuan, dan pengalaman kepada orang banyak.
Pembicara
menyajikan idenya mempergunakan kode, tanda atau lambing. Kode utama yang
diperlukan pembicara adalah bahasa. Bahasa yang disusun begitu rupa untuk untuk
menyampaikan ide ini biasa disebut wacana. Karena pembicara ingin menyampaikan
idenya secara langsung kepada publiknya. Wujud wacananya adalah wacana lisan.
Publik mendengarkan wacana lisan pembicara serta menyaksikan ekspresi wajah,
gerak anggota tubuh, dan penampilan pembicara.publik aktif menafsirkan ide yang
ingin disampaikan pembicara dengan mempergunakan wacana lisan dan seluruh
ekspresinya itu.
Apa tujuan
utama orang berbicara di depan umum? Tujuan orang berbicara didepan umum adalah
agar umum memiliki ide seperti yang dimiliki pembicara. Dengan kata lain,
tercipta kebersamaan dalam ide. Pembicara dan publik sama-sama memiliki ide
yang sama.
Untuk memulai berbicara didepan
forum umum, ada 4 faktor yang harus dimiliki oleh seorang pembicara , yaitu :
1) Percaya Diri
Salah satu faktor utama yang wajib
pertama kali dimiliki oleh pembicara. Jika seorang pembicara tidak percaya diri
maka akan sulit baginya untuk menyampaikan ide dan gagasan yang ada didalam
pikirannya. Hal ini disebabkan hatinya sudah diliputi rasa grogi,malu atau
takut sehingga bingung harus menyampaikan apa dan tidak tahu dari manakah untuk
memulai presentasinya. Rasa percaya diri ini dapat dilatih perlahan dengan
mulai berlatih berbicara dihadapan forum-2 kecil dengan tema pembicaraan ringan
dan santai.
2) Kejelasan Suara
Gunakan suara yang dapat didengar
jelas oleh audien (pendengar). Volume suara cukup sedang-2 saja dan jangan
menggunakan istilah-2 yang sulit dimengerti oleh audien karena tingkat
pengetahuan dari masing-2 audien tidak sama. Penggunaan istilah-2 umum mungkin
akan sangat membantu para audien memahami apa yang kita sampaikan.
3) Ekspresi/Gerak Mimik
Seorang pembicara juga merupakan seorang
aktor dihadapan audiennya. Penggunaan ekspresi yang tepat sesuai tema
pembicaraan kita akan dapat membuat audien menjadi lebih semangat untuk
mengikuti setiap detil pembicaraan kita dan terhindar dari kantuk akibat
kebosanan melihat cara berbicara kita. Sebagai contoh, misalnya kita berbicara
mengenai kepahlawan para pejuang tempo dulu didalam acara HUT RI maka tentu
saja ekspresi semangat berkobar-2 harus kita tunjukkan didepan umum tanpa
mengurangi penyampaian makna pembicaraan.
4) Kelancaran Komunikasi
Agar audien dapat menangkap maksud
penyampaian pembicara maka cara menyampaikan haruslah lancar dan terunut dengan
baik. Berbicara dengan tersendat-sendat atau terputus-putus karena adanya
gangguan faktor lain (mis: HP berdering terus) dapat mengurangi antusias audien
sehingga menimbulkan kejengkelan yang dapat merugikan pembicara itu sendiri.
Kiat-kiat berbicara di depan umum
Ibarat sebuah masakan mempunyai
sebuah resep maka agar dapat berbicara sukses didepan umum juga mempunyai
kiat-kiat yang patut dicoba, yaitu :
a) Menguasai medan dan mengetahui
siapa calon pendengar terlebih dahulu sehingga dapat menyusun strategi agar
mereka dapat antusias sewaktu kita mulai berbicara.
b) Gunakan tema pembicaraan yang
sesuai dengan tingkat kemampuan daya tangkap pendengar/audien sehingga mereka
tidak menjadi bosan dan kemudian mengabaikan pembicaraan kita. Audien cenderung
bosan dan mengobrol atau mengantuk ketika pembicara menyampaikan materi yang
tidak bisa ditangkapnya.
c) Menggunakan pilihan kosakata yang
mudah dimengerti dan dipahami oleh pendengar agar tidak terjadi salah
komunikasi.
d) Jika terjadi gangguan
psikologis, sebaiknya alihkan perhatian kita dengan cara memegang sesuatu atau
menggunakan media sehingga rasa stress/kuatir dapat kita alirkan ke media
tersebut sehingga tidak mengganggu konsentrasi sewaktu berbicara.
e) Berani memulai berbicara dan
berusahalah mencari celah untuk menarik antusiaisme audien guna menghidupkan
suasana komunikasi kita.
f) Sebagai pembicara kita harus
tenang untuk menghindari alur berpikir yang melompat-lompat / cerita yang tidak
runtut sehingga dapat membuat pembicaraan kita terlihat tidak tentu arahnya.
g) Beri penekanan pada topik
yang menjadi tujuan kegiatan berbicara tersebut dengan cara menyampaikan suatu
kalimat secara berulang-2 secara tepat sehingga tidak terkesan mendikte audien.
Siap Sebelum Bicara
Ada 6 hal yang perlu dipersiapkan
dalam berbicara efektif, yaitu: mengapa, siapa, di mana, kapan, apa dan
bagaimana.
Mengapa: Menetapkan Sasaran
Hal pertama yang harus jelas dalam
pikiran Anda sebagai pembicara adalah menetapkan sasaran pembicaraan. Penetapan
sasaran sangat membantu dalam menentukan arah pembicaraan dan juga bermanfaat
dalam memilih bahan yang sesuai dengan sasaran. Pada umumnya sasaran
pembicaraan dapat dikelompokkan berdasarkan tujuan, misalnya presentasi tugas,
memimpin rapat, mengisi kajian, dan sebagainya.
Siapa: Pendengar
Meneliti apa dan siapa pendengar
dapat membantu dalam menetapkan bahan yang akan disampaikan dan meyakinkan diri
Anda bahwa Anda menyampaikan bahan pembicaraan kepada pendengar yang tepat.
Hal yang perlu diketahui dari
sidang pendengar antara lain :
1. Berapa banyak orang yang hadir?
2. Mengapa mereka hadir di ruang
tersebut?
3. Bagaimana tingkat pengetahuan
yang mereka miliki atas topik pembicaraan?
4. Apa harapan mereka atas topik
pembicaraan?
5. Bagaimana usia, pendidikan, dan
jenis kelamin mereka?
Di Mana: Tempat dan Sarana
Penting bagi Anda untuk mengetahui
dan memperhatikan tempat pembicaraan akan dilaksanakan.
Berikut ini beberapa hal yang perlu
menjadi perhatian bagi pembicara :
1.Melakukan
praktek
Apabila
pembicaraan dilaksanakan pada ruang yang besar dan luas, maka akan lebih baik
untuk mencoba suara terlebih dahulu, sebelum betul-betul berbicara di depan
sidang pendengar.
2.
Mempelajari sarana yang tersedia
Sangat
bermanfaat, bila Anda lebih dahulu melakukan latihan untuk dapat mengoperasikan
tombol-tombol lampu, slide projector, dan OHP (Over Head Projector).
3. Meneliti
gangguan yang mungkin timbul
Anda perlu
mewaspadai gangguan yang mungkin timbul, misalnya pembicaraan dilakukan dekat
jalan raya sehingga suaramu harus dapat mengalahkan suara kendaraan yang lewat.
4. Tata
letak tempat duduk
Tata letak
tempat duduk perlu diperhatikan, diatur, dipersiapkan, dan dikaitkan dengan
sasaran pembicaraan.
Kapan: Waktu
Berapa lama waktu yang diperlukan
dalam pembicaraan? Anda perlu memperhatikan manajemen waktu.
1 1.Waktu
penyelenggaraan sangat mempengaruhi
Biasanya,
waktu sesudah makan siang dikenal sebagai waktu ‘kuburan’. Pendengar yang sudah
makan kenyang, apalagi jika makanan yang disajikan enak rasanya, akan membuat
pendengar lebih tertarik untuk ‘berngantuk ria’ daripada mendengarkan
pembicaraan.
2. Berapa lama waktu
yang digunakan
Anda perlu
memperhatikan waktu, misalnya waktu untuk pembahasan, waktu istirahat, atau
waktu tanya jawab. Agar punya manajemen waktu yang baik, maka perlu latihan
terlebih dulu.
3. Masalah konsentrasi
Sangat
sulit bagi pendengar untuk berkonsentrasi penuh selama lebih dari 2 jam.
Apalagi bila mereka merasa bahwa pembicaraan Anda tidak menarik, tidak
bermanfaat, dan tidak berminat. Umumnya seseorang dapat berkonsentrasi penuh
pada 20 menit di awal pembicaraan, setelah itu konsentrasi akan menurun sedikit
demi sedikit.
Apa: Bahan yang Akan Digunakan
Agar sasaran pembicaraan dapat
dicapai, maka persiapan bahan perlu dilakukan. Berikut ini beberapa saran dalam
pemilihan bahan:
1 1.Menyusun
dan memilih bahan
Susunlah
pokok-pokok pembicaraan. Sebaiknya pada 45 menit pertama jangan terlalu banyak
pokok-pokok yang akan disampaikan.
Dalam pemilihan bahan perlu diperhatikan: sasaran pembicaraan, waktu yang tersedia, pendengar, mana bahan yang harus diberikan dan bahan yang tidak perlu diberikan.
Dalam pemilihan bahan perlu diperhatikan: sasaran pembicaraan, waktu yang tersedia, pendengar, mana bahan yang harus diberikan dan bahan yang tidak perlu diberikan.
2. Gunakan contoh
Sederhanakan
informasi yang sulit dan kompleks. Gunakan juga contoh-contoh yang benar-benar
terjadi dan kaitkan dengan pokok-pokok yang ingin disampaikan.
3. Membuka dan menutup
pembicaraan
Dalam
membuka pembicaraan perlu dirancang agar dapat menimbulkan minat pendengar,
dapat menimbulkan rasa butuh dari pendengar, dapat menjelaskan garis besar dan
sasaran pembicaraan. Dalam menutup pembicaraan, Anda harus dapat menyimpulkan
hal-hal yang telah dibicarakan.
4. Membuat
catatan-catatan apa yang ingin dibicarakan.
Beberapa
cara yang dapat digunakan untuk mengingat urut-urutan dalam pembicaraan adalah
membuat catatan tertulis dengan menggunakan kartu-kartu atau kertas kecil. Hal
yang dituliskan dalam kartu sebaiknya kata-kata kunci saja dan waktu yang
digunakan untuk membicarakan apa yang tertulis di setiap kartu.
Bagaimana: Teknik Penyampaian
Penggunaan kata merupakan basis
komunikasi, tetapi dalam kenyataannya keberhasilan dalam pembicaraan tidak
hanya ditentukan dari penggunaan kata saja, tetapi justru penggunaan nonkata.
Bicara di depan umum yang berhasil seharusnya memenuhi persentase kontribusi
sebagai berikut :
7%: penggunaan kata
38%: penggunaan nada dan suara
55%: penggunaan ekspresi muka,
bahasa tubuh, dan gerakan tubuh
1
1 1.Pemilihan
kata
Kata-kata
yang digunakan sebaiknya disesuaikan dengan taraf pendengar, begitu juga
penggunaan istilah. Sadari bahwa penggunaan kata-kata yang tidak tepat akan
menimbulkan masalah.
2 2.Teknik
penyampaian berita
Tidak
banyak orang yang mampu menyampaikan berita dengan efektif. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam menyampaikan berita, antara lain:
- Gunakan
ekspresi dan intonasi yang tepat.
- Diam
sejenak untuk membantu peserta agar dapat mencerna materi yang sudah diterima.
- Bicara
dengan jelas dan teratur.
- Bicara
dengan volume memadai.
3. Bahasa tubuh
Di samping penyampaian
dengan menggunakan kata, maka kesuksesan dalam pembicaraan justru bergantung
pada hal yang non kata, seperti: gerakan tubuh, tangan, kontak mata, cara
berdiri, dan ekspresi muka. Jangan terpaku di satu tempat seperti patung atau
sibuk membaca catatan.
Berikut ini beberapa saran untuk
mengatasi masalah tersebut, antara lain :
1 1.Tatap mata
pendengar
Kontak mata
pembicara adalah vital untuk mengetahui apakah pendengar mengantuk, bosan,
tidak paham, atau nampak tidak tertarik serta untuk mempertahankan minat
pendengar atas apa yang Anda sampaikan.
2
2 2.Senyum
Manfaat
dari tersenyum adalah mengendorkan ketegangan.
3.Hindari
membuat jarak
Anda perlu
mendekatkan diri dengan pendengar. Kalau Anda bicara di depan kelas yang
pesertanya duduk, Anda bisa jalan-jalan di antara meja mereka. Berdiri di
belakang meja atau di belakang papan tulis akan menciptakan jarak dengan
pendengar.
4. Berdirilah
yang tegak tapi tidak kaku
Berdiri
tegak dan kaku, dapat menciptakan ketegangan.
5.Sadari
kecenderungan untuk jadi pusat perhatian
Ini tidak
berarti pembicara harus berdiri dengan kaku, tapi gerakan-gerakan tangan perlu
ada untuk yang ingin disampaikan. Hindari berlebihan menggunakan gerakan,
hindari juga mengulang kata-kata yang sama.
6.Berusahalah
sewajar mungkin
Agar bisa
bertingkah laku secara wajar, berhentilah untuk mencemaskan diri sendiri. Cara
yang efektif untuk bisa menjadi wajar adalah dengan latihan bicara di depan
kamera sehingga pembicara dapat melihat diri sendiri atau bicara di depan
teman-teman.
Meningkatkan Kualitas
Banyak cara yang dapat digunakan
dalam rangka menghidupkan suasana pembicaraan, apalagi bila waktu bicara cukup
panjang. Beberapa cara yang dapat Anda gunakan antara lain:
1. Partisipasi sidang pendengar
1. Partisipasi sidang pendengar
Metode diskusi kelompok, dengan
cara membagi pendengar menjadi kelompok-kelompok kecil dan kemudian setiap
kelompok kecil diberi tugas, pertanyaan, atau kuis kemudian diminta
mempresentasikan jawabannya di depan pendengar yang lain akan meningkatkan
partisipasi pendengar dan menghidupkan suasana.
2. Sesi untuk tanya jawab
Memberi kesempatan kepada peserta
untuk mengajukan pertanyaan dapat menguji apakah materi sudah dapat ditangkap
dengan baik oleh pendengar.
3. Antusiasme
Tunjukkan antusiasme pembicara
sewaktu menyampaikan materi.
4. Situasi yang menyenangkan
Ciptakan situasi yang menyenangkan
dan tidak menegangkan/mengancam.
5. Pendengar yang ‘sulit’
Tidak seluruh pendengar adalah
pendengar yang kooperatif dan positif, mungkin saja ada peserta yang ‘sulit’.
Sebaiknya, jangan menimbulkan pertentangan langsung dengan peserta tersebut
atau mempermalukannya di depan peserta lain.
6. Gunakan alat bantu
Alat bantu dapat mendukung
pembicara dalam menyampaikan gagasan atau berita.
Hambatan dalam komunikasi di depan
umum
a) Tipe kelinci
Persoalan diri sendiri yang
pertama-tama harus didobrak adalah bersikap seperti kelinci, yaitu menolak
kesempatan untuk tampil. Kelinci akan lari sebelum berhadapan dengan musuhnya.
Jika tidak mendobrak sikap ini, rasa takut akan terus menghantui. Tidak berani
menampilkan diri dengan berbagai dalih tidak mengatasi persoalan, justru member
persoalan.
b) Belum terbiasa
Jika rasa takut teratasi dan telah
tampil didepan umum, masalah berikutnya membiasakan diri tampil depan umum.
Tampil lagi, tampil lagi, tampil lagi, dan tampil kesekian kalinya akan
membebaskan dari rasa takut. Selanjutnya akan merasa tenang dan aman.
c) Kurang persiapan
Secakap apapun seorang pembicara,
jika kurang persiapannya jangan diharapakan dia tampil optimal. Sebaliknya,
seorang pemula yang menyiapkan diri secara sungguh-sungguh penampilannya akan
berhasil.
d) Kondisi tidak sehat
Pembicara amatir biasanya tidak
menjaga kesehatan dirinya. Apa yang terjadi? Sewaktu akan tampil bisa jatuh
sakit. Dia bisa tidak jadi tampil. Jelas ini tidak professional. Seorang
pembicara harus memelihara kesehatan dirinya: badannya, jiwanya, dan pribadinya
secara utuh. Agar badan sehat orang perlu makan cukup, istirahat, tidur dan
berolahraga teratur.
e) Motivasi tidak kuat
Berkali-kali tampil , tetapi tanpa motivasi
yang kuat tidak akan banyak hasilnya. Apalagi tampil seperti anak domba yang
diseret ke kandang. Asal melaksanakan tugas. Berhasil atau tidak, tidaklah
penting. Yang penting perintah dilaksanakan. Seorang pembicara memerlukan
motivasi. Ada banyak motivasi yang dapat mendorong seseorang tampil sebagai
pembicara, namun tidak semua motivasi itu kuat. Beberapa motivasi tersebut
antara lain: menarik perhatian, mencari nama, memperebut kedudukan, mencari
uang, dan sebagainya. Sedangkan motivasi yang sehat dan tahak uji antara lain
cinata sesama, cinta nusa dan bangsa, dan cinta kepada tuhan. Pembicara yang
tampil dengan motivasi yang kuat pada umumnya akan bekerja dengan
sungguh-sungguh dan tidak putus asa apabila gagal.
f) Menyia-nyiakan kan bakat khusus
Tidak melatih bakat yang dimiliki,
padahal jika potensi ini digali bisa menjadi suatu keberhasilan bagi orang
tersebut.
Berbicara di depan publik/umum
merupakan kegiatan yang pada dasarnya dilakukan dalam rangka komunikasi.
Pembicara memiliki ide yang dapat berupa pengetahuan, pengalaman, cita-cita,
keinginan, perasaan, dan sebagainya itu akan disampaikan kepada publik.
Banyak hal-hal yang harus
diperhatikan sebelum berbicara di depan umum, agar apa yang disampaikan bisa
optimal selain itu juga kita akan di hadapi hambatan-hambatan yang akan
mengganggu dalam proses komunikasi di depan umum. Oleh sebab itu sangatlah
perlu persiapan ketika berbicara di depan umum.
Kita tidak perlu takut ketika
berbicara di depan umum, karena itu tergantung dari diri kita sendiri. Mencoba
untuk tampil dan selalu berlatih akan membantu kita untuk tidak merasa rendah
diri ketika berhadapan dengan orang banyak. Selain itu kepercayaan diri juga
sangat perlu. Biasakan diri untuk menyampaikan pengetahuan, pengalaman, dan
ide-ide di depan umum. Karena tidak hanya bakat yang menentukan tetapi kemauan
untuk mencoba dan berlatih
StandUp Comedy
Sebelum menekuni StandUp Comedy sebaiknya bisa menjawab: Apa
itu StandUp Comedy? Apa beda nya dgn Comedy lain? Apa syarat menjadi Comic?
Materi StandUp Comedy sebaiknya Tidak DIKARANG tapi DIGALI dr
kehidupan pribadi Comic. StandUp Comedy=Personal Comedy.
Carol Burnett: Dalam
Kehidupan setiap Orang ada ber-Ton Ton bahan Stand Up Comedy.
Langkah awal terjun ke dunia Stand Up Comedy:
Langkah 1: Study the Pros. Lihat, Simak, Pelajari Penampilan,
Kehidupan dan Tehnik para Comics.
Langkah ke2: Gather your Materials! Kumpulkan “calon” materi
kita dgn cara menggali dr kehidupan pribadi (nama,keluarga,sekolah,adat,dll)
Gather your materials: gali sebanyk mungkin calon bahan dr kehidupan pribadi,
lingkungan, dsb. Atau buat daftar kelemahan pribadi. Selain menggali dr
kehidupan pribadi, bisa juga dibuat list POV (Point Of View) yakni “sudut
pandang” pribadi thdp suatu hal
Langkah ke3: Make Your Materials a StandUp Routines. Di tahap
ini kita meramu semua ide,topik,premis di Langkah ke2 menjadi bahan panggung!
Materi mentah atau ide,topik,premis yg kita pilih di Langkah ke2, yg blm lucu
itu, kita ramu dgn segala tehnik untuk menjadi Lucu! Di
Langkah ke3: Bahan
diolah hingga punya format Sesuai struktur Joke. Yg paling dasar: memliki SetUp
dan Punch!
Langkah ke4: Naik Panggung! Sbnyk apapun buku dipelajari,
naskah dibuat dan latihan dilakukan, Anda tdk akan pernah menjadi Comic sblm
naik panggung! Dan sebanyak banyaknya.
Bagaimana Cara Menulis Materi Biar Lucu?
Mungkin banyak dari kalian yang udah pernah coba OpenMic tapi
bingung kok penonton gak ketawa? padahal gue lucu. mungkin karena kalian ada
kesalahan dalam menuliskan materi.
sebenernya banyak teorinya untuk menulis materi yang baik dan benar.tapi kita disini belajar dasanya aja dulu, jadi yang harus dipahami ada dua. yaitu, Premis dan Punchline apaan tuh premis? apaan tuh Punchline? nah gue jelasin ya disini.
sebenernya banyak teorinya untuk menulis materi yang baik dan benar.tapi kita disini belajar dasanya aja dulu, jadi yang harus dipahami ada dua. yaitu, Premis dan Punchline apaan tuh premis? apaan tuh Punchline? nah gue jelasin ya disini.
Premis itu adalah
kata pembuka dari lo, berisikan pernyataan akan suatu hal. ini fungsinya
penonton tau apa yang lo maksud.
Punchline itu bagian
lucu dari materi lo, biasanya absurd, berlebihan, bahkan tolol.
Contoh :
Premis = Gak semua yang lo pengen itu bakal kecapaian,
contohnya gue.
Punchline = Cita cita gue pengen jadi polwan tapi gak kesampean.
nah gimana udah ngerti? bagus..
Punchline = Cita cita gue pengen jadi polwan tapi gak kesampean.
nah gimana udah ngerti? bagus..
eits, tapi dalam penulisan premis pun ada triknya loh, mau
tau?
triknya yang paling umum adalah, jangan sampai terlalu panjang kenapa? penonton bisa bosen. kalo boleh menguti perkataan seorang comic handal jebolan KompasTV, Ernest Prakarsa “sebagai comic 100% nyawa kita ada di penonton, kalo penonton gak ketawa rasanya itu kayak pengen nangis” jadi jangan sampai membuat penonton bosan.
triknya yang paling umum adalah, jangan sampai terlalu panjang kenapa? penonton bisa bosen. kalo boleh menguti perkataan seorang comic handal jebolan KompasTV, Ernest Prakarsa “sebagai comic 100% nyawa kita ada di penonton, kalo penonton gak ketawa rasanya itu kayak pengen nangis” jadi jangan sampai membuat penonton bosan.
gimana contoh premis yang benar? nih gue kasih contoh lagi.
“mas Toilet dimana?” << Contoh benar!
“jadi begini, toilet adalah tempat untuk berak. jadi saya
berinisiatif untuk bertanya ke mas mas
yang lagi ngerokok di ujung jalan sana, mas toilet dimana
ya?” << Contoh salah!
untuk menuliskan sebuah bit (jokes) yang singkat tapi lucu
dan jelas, cukup melakukan teori yang dikenal “Rule Of Three” atau cukup 3
kalimat aja udah tercipta Premis dan Punchline yang sempurna, enak kan?
contohnya kayak gini :
Contoh: 1. Ada penyakit sapi gila; 2. Ya jelas bisa gila lah;
3. Toketnya diperah terus, tapi ga dipake pake.. horny, kentang, galau.
gimana udah paham dasarnya? bagus lah kalau begitu.
Apa Itu Lucu?
Kelucuan itu ada 3 tipe, Analogi, exagerasi, dan personifikasi.
kita bahas satu satu oke?
Analogi: Mengandaikan sesuatu.. Contoh: banyak tabrak lari
kucing di jalanan sehingga ada penampakan pocongkkkkkkkkkkkkkk-kucing , kucing
gentayangan
Exagerasi: melebaykan sesuatu,, ya lebay aja.. gak perlu gue
contohin kan? Laper = Makan berak = LEBAY
Personifikasi: Menjadi seseorang.. Misalnya ditengah tengah
perform lo tiba tiba jadi Mathias Muchus, Rhoma Irama, atau Yeti Pesek
Apa Yang Dilarang?
dalam StandUp comedy ada hal hal yang dilarang dalam
materinya. apa saja itu? yuk kita intip.
Quote:
1. Dilarang memakai lelucon orang lain!! Punchline itu susah
dapatnya, ngga dari boker terus dapet! Inspirasinya susah, jadi jangan mencuri
2. Dilarang memakai lelucon jalanan, alias lelucon yang emang
udah beredar! Cerita ceritanya udah basi woy, semua orang tau.. Jangan males,
kampret
3. Dalam standupcomedy-ing, lo boleh ngomong apa aja, asal
jgn ngomongin orang cacat.. Itu emang nasib woy, kasihannn!! Jangan yaa
4. Trus kalo ngomongin pemerintahan juga boleh, asal jangan
presidennya yaa… ada undang undangnya, kan gak enak lo sampe dipenjara karena
ngelawak
5. Dan jangan maenin ayat ayat suci dari Alkitab ataupun
Al-Quran yaa…. Sekedar teman yang gak mau ngeliat lo standup di neraka.
6. SARA boleh tapi ada syaratnya.. Kalo lo ngeledek Cina
& lo sendiri orang Cina = aman.. Tapi kalo ngeledek Batak tapi lo orang
Cina = DIE!!
Riffing
kadang ketika kita sedang perform ada aja penonton yang gak ketawa, betul gak?
itu wajar. tapi apa yang membuat mereka gak ketawa? mungkin karena mereka tidak
mendengarkan lo. nah teknik yang gue mau ajarin disini namanya Riffing, atau
pengambil alihan perhatian penonton.
“Riffing” bersifat penyampaian materi yang mengikut sertakan
penonton. terkadang bisa memuji, bahkan meledek penonton, atau tempat. proses
Riffing bisa dimulai dari situasi venue, misalnya dari cara duduk penonton,
bartender, tempat, dll. Namun ingat !!! jangan pernah meledek penonton yang
sifatnya “apa itu elo..” usahakan ledeknya “apa yang elo lakukan”. contohnya..
Jangan seperti “Mas, itu kok makannya belepotan?? Oh pantes,
SUMBING TOH!!!” JANGAN!!!!! Jangan yang bersifat fisik pokoknya. Nah, apabila
riffing nya sukses, otomatis perhatian dan alasan “kenapa kita harus dengerin
elo” penonton mulai kita dapatkan. dan perform dijamin lancar
Delivery
delivery itu adalah penyampaian materi kita kepda penonton, dalam delivery ada
artikulasi, mic-ing, gesture sama emosi. Artikulasi itu menyangkut jelasnya
kata-demi-kata yang dilontarkan. Harus jelas doong, kalo mau ngomong. Jangan
“Bantu saya revisi konsep” tapi ntar penonton dengernya “Bantu saya bersihin
kloset” bisa kacau perform kita.
Mic-ing itu meliputi volume ama stressing.
Jangan kegedean klo ngomong, itu mic bukan toa! Ntar ga enak didengernya.
Stressing itu terkadang berfungsi untuk membedakan mana setup dan punchline,
karena ada perbedaan penekanan dalam berbicara. contoh stressing: “Waktu kecil
orang tua gue suka maen smackdown, dan gue gak diajak..” lalu stressingnya:
“RUPANYA MEREKA SEKS!!” (ingat! jangan teriak teriak, ditekankan aja).
Gesture meliputi gerakan tubuh & muka,
TS suka nih bagian ini karena dapat membawa penonton selevel sama emosi dan
imaji kita, dari alis, mata melotot, hidung mengembang, dll kita bisa ngasih
efek ke penonton kalo kita itu kaget / bingung. Bahkan contoh tangan aja Pak
Lurah kalo pidato. Itu juga termasuk gesture kan? Nunjuk nunjuk langit
“Bersyukur hari ini tidak HUJAN!!” Ingat, ini standupcomedy, bukan khotbah!
Santai ajaa, fleksibel. berani bergaya jijik, jangan tampil ganteng terus
terusan.
Emosi, dan yang terakhir dari delivery itu adalah emosi!
Emosi itu bergantung dari materi kita, dan kejujuran kita sendiri. Kalo
materinya berupa kekesalan, jadilah kesel, jangan “GW KESEL BANGET!” Tapi
mulutnya monyong-mingkem,, malah becanda.
Tata Cara Mengatasi Hackler
Hackler adalah usaha penonton untuk mengagalkan atau merusak
perform kita, contoh ada yang teriak : “GAK LUCU LO”. nah dalam mengatasinya
kita jangan terbawa emosi, jangan nangis, jangan banting mic, jangan telpon
polisi, dll kita ActCool aja. kita bisa dengan membalikkan kata kata dia dengan
“eh mas jangan gitu ah gak sopan ngomong gini sama bapak sendiri, pulang sana
beliin papa pulsa” atau yang lainnya, yang penting tetep cool aja. karena kalo
kita nafsu membalas perkataan Hackler kita bisa lupa sama materi kita, atau
malah kehilangan timming kita.
ISTILAH DALAM STAND COMEDY
Bit : Jokes, lelucon lo.
Comic : sebutan lain StandUp Comedian.
OpenMic : ajang latihan comic baru untuk menjajal
StandUp Comedy atau untuk menjajal materi baru kita, lucu atau tidak.
StandUpNite : ini adalah event khusus StandUp Comedian
yang udah tinggi kelasnya. dan comic yang bisa tampil disini berarti dia udah
tergolong lucu.
Premis : kata pengantar yang difungsikan untuk
membimbing penonton ke Jokes yang mau lo bawain.
Punchline : bagian lucu dari Jokes lo, setelah
membawakan Premis Punchline lah yang berikutnya.
Setup : bagian gak lucunya dari Jokes, Setup itu
sebenernya beda dengan premis. tapi karena samar jadi gak masalah.
Blue Material : Jokesnya yang sifatnya Porno, dll.
dianggap materi paling mudah dalam StandUp Comedy. (tapi agak gimana gitu)
Timming : waktu yang diberikan kepada lo oleh
penyelenggara. Ingat! patuhi jatah waktu, karena comic yang suka mengambil
jatah waktu orang lain bukanlah comic yang baik!
Riffing : teknik mengambil perhatian penonton, fungsinya
supaya penonton mau mendengarkan kita.
Ripping : membalikkan ejekan penonton kepada kita yang
sedang tampil, tapi dengan menjadikannya sebagai Jokes baru. (keahlian TS)
Hackler : upaya penonton untuk menggagalkan perform kita
di panggung.
Hackling : sebutan untuk penonton yang melakukan
Hackler.
Act-Out : gesture dari sang comic, bisa dari mimik muka,
suara, dan gerakan tubuh. (harap dibedakan dengan Opera Van apa gitu )
keahlian TS juga.
Delivery : penyampaian materi kita ke penonton. dalam
Delivery dibagi empat, Artikulasi, Mic-ing, gesture, dan emosi.
Artikulasi : udah pada tau kan? gak usah dijelasin lah
ya.
Mic-Ing : teknik mengendalikan suara saat perform.
jangan kegedean, jangan kepelanan.
Gesture : teknik yang meliputi gerakan tubuh dan muka.
Emosi : Emosi dipakai sesuai dengan materi yang kita
bawakan, kalau materinya tentang kekesalan kita, ya jadilah kesal ingat, jangan
teriak teriak tapi naikan saja nada suaranya.
Persona : Karakter
Old Bits : Jokes lama.
Routine : joke synag subjectnya sama atau sering diulang
dibawakan comic.
Segue : kalimat transisi yg gunanya untuk me “leading”
dari satu Joke atau Routine ke Joke lain
Joke prospector writing system : cara menulis jokes yg
terdiri dari dua bagian: Joke Map dan Joke Mine
Hammocking : tehnik menempatkan joke yg kurang kuat atau
improvisasi diantara dua Jokes yg kuat.
Joke Map : bagian pertama dr joke prospector writing
system dimulai dgn Topik, menciptakan punch premise, mengatur set up premise,
dan menyimpulkannya dgn menulis set up.