Jumat, 02 Januari 2015

Public Speaking

PUBLIC SPEAKING (Pengertian Umum)
Komunikasi di depan umum sangatlah penting bagi generasi muda saat ini, karena dengan berlatih untuk berbicara di depan umum dapat menguji keberanian untuk menyampaikan ide-ide, pengetahuan, dan pengalaman kepada orang banyak.
Pembicara menyajikan idenya mempergunakan kode, tanda atau lambing. Kode utama yang diperlukan pembicara adalah bahasa. Bahasa yang disusun begitu rupa untuk untuk menyampaikan ide ini biasa disebut wacana. Karena pembicara ingin menyampaikan idenya secara langsung kepada publiknya. Wujud wacananya adalah wacana lisan. Publik mendengarkan wacana lisan pembicara serta menyaksikan ekspresi wajah, gerak anggota tubuh, dan penampilan pembicara.publik aktif menafsirkan ide yang ingin disampaikan pembicara dengan mempergunakan wacana lisan dan seluruh ekspresinya itu.
Apa tujuan utama orang berbicara di depan umum? Tujuan orang berbicara didepan umum adalah agar umum memiliki ide seperti yang dimiliki pembicara. Dengan kata lain, tercipta kebersamaan dalam ide. Pembicara dan publik sama-sama memiliki ide yang sama.
Untuk memulai berbicara didepan forum umum, ada 4 faktor yang harus dimiliki oleh seorang pembicara , yaitu :
1) Percaya Diri
Salah satu faktor utama yang wajib pertama kali dimiliki oleh pembicara. Jika seorang pembicara tidak percaya diri maka akan sulit baginya untuk menyampaikan ide dan gagasan yang ada didalam pikirannya. Hal ini disebabkan hatinya sudah diliputi rasa grogi,malu atau takut sehingga bingung harus menyampaikan apa dan tidak tahu dari manakah untuk memulai presentasinya. Rasa percaya diri ini dapat dilatih perlahan dengan mulai berlatih berbicara dihadapan forum-2 kecil dengan tema pembicaraan ringan dan santai.

2) Kejelasan Suara
Gunakan suara yang dapat didengar jelas oleh audien (pendengar). Volume suara cukup sedang-2 saja dan jangan menggunakan istilah-2 yang sulit dimengerti oleh audien karena tingkat pengetahuan dari masing-2 audien tidak sama. Penggunaan istilah-2 umum mungkin akan sangat membantu para audien memahami apa yang kita sampaikan.

3) Ekspresi/Gerak Mimik
Seorang pembicara juga merupakan seorang aktor dihadapan audiennya. Penggunaan ekspresi yang tepat sesuai tema pembicaraan kita akan dapat membuat audien menjadi lebih semangat untuk mengikuti setiap detil pembicaraan kita dan terhindar dari kantuk akibat kebosanan melihat cara berbicara kita. Sebagai contoh, misalnya kita berbicara mengenai kepahlawan para pejuang tempo dulu didalam acara HUT RI maka tentu saja ekspresi semangat berkobar-2 harus kita tunjukkan didepan umum tanpa mengurangi penyampaian makna pembicaraan.

4) Kelancaran Komunikasi
Agar audien dapat menangkap maksud penyampaian pembicara maka cara menyampaikan haruslah lancar dan terunut dengan baik. Berbicara dengan tersendat-sendat atau terputus-putus karena adanya gangguan faktor lain (mis: HP berdering terus) dapat mengurangi antusias audien sehingga menimbulkan kejengkelan yang dapat merugikan pembicara itu sendiri.

Kiat-kiat berbicara di depan umum
Ibarat sebuah masakan mempunyai sebuah resep maka agar dapat berbicara sukses didepan umum juga mempunyai kiat-kiat yang patut dicoba, yaitu :
a) Menguasai medan dan mengetahui siapa calon pendengar terlebih dahulu sehingga dapat menyusun strategi agar mereka dapat antusias sewaktu kita mulai berbicara.

b) Gunakan tema pembicaraan yang sesuai dengan tingkat kemampuan daya tangkap pendengar/audien sehingga mereka tidak menjadi bosan dan kemudian mengabaikan pembicaraan kita. Audien cenderung bosan dan mengobrol atau mengantuk ketika pembicara menyampaikan materi yang tidak bisa ditangkapnya.

c) Menggunakan pilihan kosakata yang mudah dimengerti dan dipahami oleh pendengar agar tidak terjadi salah komunikasi.

d) Jika terjadi gangguan psikologis, sebaiknya alihkan perhatian kita dengan cara memegang sesuatu atau menggunakan media sehingga rasa stress/kuatir dapat kita alirkan ke media tersebut sehingga tidak mengganggu konsentrasi sewaktu berbicara.

e) Berani memulai berbicara dan berusahalah mencari celah untuk menarik antusiaisme audien guna menghidupkan suasana komunikasi kita.

f) Sebagai pembicara kita harus tenang untuk menghindari alur berpikir yang melompat-lompat / cerita yang tidak runtut sehingga dapat membuat pembicaraan kita terlihat tidak tentu arahnya.

g) Beri penekanan pada topik yang menjadi tujuan kegiatan berbicara tersebut dengan cara menyampaikan suatu kalimat secara berulang-2 secara tepat sehingga tidak terkesan mendikte audien.

Siap Sebelum Bicara
Ada 6 hal yang perlu dipersiapkan dalam berbicara efektif, yaitu: mengapa, siapa, di mana, kapan, apa dan bagaimana.

Mengapa: Menetapkan Sasaran
Hal pertama yang harus jelas dalam pikiran Anda sebagai pembicara adalah menetapkan sasaran pembicaraan. Penetapan sasaran sangat membantu dalam menentukan arah pembicaraan dan juga bermanfaat dalam memilih bahan yang sesuai dengan sasaran. Pada umumnya sasaran pembicaraan dapat dikelompokkan berdasarkan tujuan, misalnya presentasi tugas, memimpin rapat, mengisi kajian, dan sebagainya.

Siapa: Pendengar
Meneliti apa dan siapa pendengar dapat membantu dalam menetapkan bahan yang akan disampaikan dan meyakinkan diri Anda bahwa Anda menyampaikan bahan pembicaraan kepada pendengar yang tepat.
Hal yang perlu diketahui dari sidang pendengar antara lain :
1. Berapa banyak orang yang hadir?
2. Mengapa mereka hadir di ruang tersebut?
3. Bagaimana tingkat pengetahuan yang mereka miliki atas topik pembicaraan?
4. Apa harapan mereka atas topik pembicaraan?
5. Bagaimana usia, pendidikan, dan jenis kelamin mereka?

Di Mana: Tempat dan Sarana
Penting bagi Anda untuk mengetahui dan memperhatikan tempat pembicaraan akan dilaksanakan.
Berikut ini beberapa hal yang perlu menjadi perhatian bagi pembicara :
      1.Melakukan praktek
Apabila pembicaraan dilaksanakan pada ruang yang besar dan luas, maka akan lebih baik untuk mencoba suara terlebih dahulu, sebelum betul-betul berbicara di depan sidang pendengar.

2. Mempelajari sarana yang tersedia
Sangat bermanfaat, bila Anda lebih dahulu melakukan latihan untuk dapat mengoperasikan tombol-tombol lampu, slide projector, dan OHP (Over Head Projector).

3. Meneliti gangguan yang mungkin timbul
Anda perlu mewaspadai gangguan yang mungkin timbul, misalnya pembicaraan dilakukan dekat jalan raya sehingga suaramu harus dapat mengalahkan suara kendaraan yang lewat.

4. Tata letak tempat duduk
Tata letak tempat duduk perlu diperhatikan, diatur, dipersiapkan, dan dikaitkan dengan sasaran pembicaraan.

Kapan: Waktu
Berapa lama waktu yang diperlukan dalam pembicaraan? Anda perlu memperhatikan manajemen waktu.
1          1.Waktu penyelenggaraan sangat mempengaruhi
Biasanya, waktu sesudah makan siang dikenal sebagai waktu ‘kuburan’. Pendengar yang sudah makan kenyang, apalagi jika makanan yang disajikan enak rasanya, akan membuat pendengar lebih tertarik untuk ‘berngantuk ria’ daripada mendengarkan pembicaraan.
2.   Berapa lama waktu yang digunakan
Anda perlu memperhatikan waktu, misalnya waktu untuk pembahasan, waktu istirahat, atau waktu tanya jawab. Agar punya manajemen waktu yang baik, maka perlu latihan terlebih dulu.
3.   Masalah konsentrasi
Sangat sulit bagi pendengar untuk berkonsentrasi penuh selama lebih dari 2 jam. Apalagi bila mereka merasa bahwa pembicaraan Anda tidak menarik, tidak bermanfaat, dan tidak berminat. Umumnya seseorang dapat berkonsentrasi penuh pada 20 menit di awal pembicaraan, setelah itu konsentrasi akan menurun sedikit demi sedikit.

Apa: Bahan yang Akan Digunakan
Agar sasaran pembicaraan dapat dicapai, maka persiapan bahan perlu dilakukan. Berikut ini beberapa saran dalam pemilihan bahan:
1          1.Menyusun dan memilih bahan
Susunlah pokok-pokok pembicaraan. Sebaiknya pada 45 menit pertama jangan terlalu banyak pokok-pokok yang akan disampaikan.
Dalam pemilihan bahan perlu diperhatikan: sasaran pembicaraan, waktu yang tersedia, pendengar, mana bahan yang harus diberikan dan bahan yang tidak perlu diberikan.
2.   Gunakan contoh
Sederhanakan informasi yang sulit dan kompleks. Gunakan juga contoh-contoh yang benar-benar terjadi dan kaitkan dengan pokok-pokok yang ingin disampaikan.
3.   Membuka dan menutup pembicaraan
Dalam membuka pembicaraan perlu dirancang agar dapat menimbulkan minat pendengar, dapat menimbulkan rasa butuh dari pendengar, dapat menjelaskan garis besar dan sasaran pembicaraan. Dalam menutup pembicaraan, Anda harus dapat menyimpulkan hal-hal yang telah dibicarakan.
4.   Membuat catatan-catatan apa yang ingin dibicarakan.
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengingat urut-urutan dalam pembicaraan adalah membuat catatan tertulis dengan menggunakan kartu-kartu atau kertas kecil. Hal yang dituliskan dalam kartu sebaiknya kata-kata kunci saja dan waktu yang digunakan untuk membicarakan apa yang tertulis di setiap kartu.

Bagaimana: Teknik Penyampaian
Penggunaan kata merupakan basis komunikasi, tetapi dalam kenyataannya keberhasilan dalam pembicaraan tidak hanya ditentukan dari penggunaan kata saja, tetapi justru penggunaan nonkata. Bicara di depan umum yang berhasil seharusnya memenuhi persentase kontribusi sebagai berikut :
7%: penggunaan kata
38%: penggunaan nada dan suara
55%: penggunaan ekspresi muka, bahasa tubuh, dan gerakan tubuh
1         
1         1.Pemilihan kata
Kata-kata yang digunakan sebaiknya disesuaikan dengan taraf pendengar, begitu juga penggunaan istilah. Sadari bahwa penggunaan kata-kata yang tidak tepat akan menimbulkan masalah.
2         2.Teknik penyampaian berita
Tidak banyak orang yang mampu menyampaikan berita dengan efektif. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan berita, antara lain:
- Gunakan ekspresi dan intonasi yang tepat.
- Diam sejenak untuk membantu peserta agar dapat mencerna materi yang sudah diterima.
- Bicara dengan jelas dan teratur.
- Bicara dengan volume memadai.
3.   Bahasa tubuh
Di samping penyampaian dengan menggunakan kata, maka kesuksesan dalam pembicaraan justru bergantung pada hal yang non kata, seperti: gerakan tubuh, tangan, kontak mata, cara berdiri, dan ekspresi muka. Jangan terpaku di satu tempat seperti patung atau sibuk membaca catatan.

Berikut ini beberapa saran untuk mengatasi masalah tersebut, antara lain :
1    1.Tatap mata pendengar
Kontak mata pembicara adalah vital untuk mengetahui apakah pendengar mengantuk, bosan, tidak paham, atau nampak tidak tertarik serta untuk mempertahankan minat pendengar atas apa yang Anda sampaikan. 
2    
2    2.Senyum
Manfaat dari tersenyum adalah mengendorkan ketegangan. 

3.Hindari membuat jarak
Anda perlu mendekatkan diri dengan pendengar. Kalau Anda bicara di depan kelas yang pesertanya duduk, Anda bisa jalan-jalan di antara meja mereka. Berdiri di belakang meja atau di belakang papan tulis akan menciptakan jarak dengan pendengar. 

4. Berdirilah yang tegak tapi tidak kaku
Berdiri tegak dan kaku, dapat menciptakan ketegangan. 

5.Sadari kecenderungan untuk jadi pusat perhatian
Ini tidak berarti pembicara harus berdiri dengan kaku, tapi gerakan-gerakan tangan perlu ada untuk yang ingin disampaikan. Hindari berlebihan menggunakan gerakan, hindari juga mengulang kata-kata yang sama. 

6.Berusahalah sewajar mungkin
Agar bisa bertingkah laku secara wajar, berhentilah untuk mencemaskan diri sendiri. Cara yang efektif untuk bisa menjadi wajar adalah dengan latihan bicara di depan kamera sehingga pembicara dapat melihat diri sendiri atau bicara di depan teman-teman.

Meningkatkan Kualitas
Banyak cara yang dapat digunakan dalam rangka menghidupkan suasana pembicaraan, apalagi bila waktu bicara cukup panjang. Beberapa cara yang dapat Anda gunakan antara lain:
1. Partisipasi sidang pendengar
Metode diskusi kelompok, dengan cara membagi pendengar menjadi kelompok-kelompok kecil dan kemudian setiap kelompok kecil diberi tugas, pertanyaan, atau kuis kemudian diminta mempresentasikan jawabannya di depan pendengar yang lain akan meningkatkan partisipasi pendengar dan menghidupkan suasana.
2. Sesi untuk tanya jawab
Memberi kesempatan kepada peserta untuk mengajukan pertanyaan dapat menguji apakah materi sudah dapat ditangkap dengan baik oleh pendengar.
3. Antusiasme
Tunjukkan antusiasme pembicara sewaktu menyampaikan materi.
4. Situasi yang menyenangkan
Ciptakan situasi yang menyenangkan dan tidak menegangkan/mengancam.
5. Pendengar yang ‘sulit’
Tidak seluruh pendengar adalah pendengar yang kooperatif dan positif, mungkin saja ada peserta yang ‘sulit’. Sebaiknya, jangan menimbulkan pertentangan langsung dengan peserta tersebut atau mempermalukannya di depan peserta lain.
6. Gunakan alat bantu
Alat bantu dapat mendukung pembicara dalam menyampaikan gagasan atau berita.

Hambatan dalam komunikasi di depan umum

a) Tipe kelinci
Persoalan diri sendiri yang pertama-tama harus didobrak adalah bersikap seperti kelinci, yaitu menolak kesempatan untuk tampil. Kelinci akan lari sebelum berhadapan dengan musuhnya. Jika tidak mendobrak sikap ini, rasa takut akan terus menghantui. Tidak berani menampilkan diri dengan berbagai dalih tidak mengatasi persoalan, justru member persoalan.

b) Belum terbiasa
Jika rasa takut teratasi dan telah tampil didepan umum, masalah berikutnya membiasakan diri tampil depan umum. Tampil lagi, tampil lagi, tampil lagi, dan tampil kesekian kalinya akan membebaskan dari rasa takut. Selanjutnya akan merasa tenang dan aman.

c) Kurang persiapan
Secakap apapun seorang pembicara, jika kurang persiapannya jangan diharapakan dia tampil optimal. Sebaliknya, seorang pemula yang menyiapkan diri secara sungguh-sungguh penampilannya akan berhasil.

d) Kondisi tidak sehat
Pembicara amatir biasanya tidak menjaga kesehatan dirinya. Apa yang terjadi? Sewaktu akan tampil bisa jatuh sakit. Dia bisa tidak jadi tampil. Jelas ini tidak professional. Seorang pembicara harus memelihara kesehatan dirinya: badannya, jiwanya, dan pribadinya secara utuh. Agar badan sehat orang perlu makan cukup, istirahat, tidur dan berolahraga teratur.

e) Motivasi tidak kuat
Berkali-kali tampil , tetapi tanpa motivasi yang kuat tidak akan banyak hasilnya. Apalagi tampil seperti anak domba yang diseret ke kandang. Asal melaksanakan tugas. Berhasil atau tidak, tidaklah penting. Yang penting perintah dilaksanakan. Seorang pembicara memerlukan motivasi. Ada banyak motivasi yang dapat mendorong seseorang tampil sebagai pembicara, namun tidak semua motivasi itu kuat. Beberapa motivasi tersebut antara lain: menarik perhatian, mencari nama, memperebut kedudukan, mencari uang, dan sebagainya. Sedangkan motivasi yang sehat dan tahak uji antara lain cinata sesama, cinta nusa dan bangsa, dan cinta kepada tuhan. Pembicara yang tampil dengan motivasi yang kuat pada umumnya akan bekerja dengan sungguh-sungguh dan tidak putus asa apabila gagal.

f) Menyia-nyiakan kan bakat khusus
Tidak melatih bakat yang dimiliki, padahal jika potensi ini digali bisa menjadi suatu keberhasilan bagi orang tersebut.

Berbicara di depan publik/umum merupakan kegiatan yang pada dasarnya dilakukan dalam rangka komunikasi. Pembicara memiliki ide yang dapat berupa pengetahuan, pengalaman, cita-cita, keinginan, perasaan, dan sebagainya itu akan disampaikan kepada publik.
Banyak hal-hal yang harus diperhatikan sebelum berbicara di depan umum, agar apa yang disampaikan bisa optimal selain itu juga kita akan di hadapi hambatan-hambatan yang akan mengganggu dalam proses komunikasi di depan umum. Oleh sebab itu sangatlah perlu persiapan ketika berbicara di depan umum.

Kita tidak perlu takut ketika berbicara di depan umum, karena itu tergantung dari diri kita sendiri. Mencoba untuk tampil dan selalu berlatih akan membantu kita untuk tidak merasa rendah diri ketika berhadapan dengan orang banyak. Selain itu kepercayaan diri juga sangat perlu. Biasakan diri untuk menyampaikan pengetahuan, pengalaman, dan ide-ide di depan umum. Karena tidak hanya bakat yang menentukan tetapi kemauan untuk mencoba dan berlatih




StandUp Comedy
Sebelum menekuni StandUp Comedy sebaiknya bisa menjawab: Apa itu StandUp Comedy? Apa beda nya dgn Comedy lain? Apa syarat menjadi Comic?
Materi StandUp Comedy sebaiknya Tidak DIKARANG tapi DIGALI dr kehidupan pribadi Comic. StandUp Comedy=Personal Comedy.

Carol Burnett: Dalam Kehidupan setiap Orang ada ber-Ton Ton bahan Stand Up Comedy.

Langkah awal terjun ke dunia Stand Up Comedy:
Langkah 1: Study the Pros. Lihat, Simak, Pelajari Penampilan, Kehidupan dan Tehnik para Comics.

Langkah ke2: Gather your Materials! Kumpulkan “calon” materi kita dgn cara menggali dr kehidupan pribadi (nama,keluarga,sekolah,adat,dll) Gather your materials: gali sebanyk mungkin calon bahan dr kehidupan pribadi, lingkungan, dsb. Atau buat daftar kelemahan pribadi. Selain menggali dr kehidupan pribadi, bisa juga dibuat list POV (Point Of View) yakni “sudut pandang” pribadi thdp suatu hal

Langkah ke3: Make Your Materials a StandUp Routines. Di tahap ini kita meramu semua ide,topik,premis di Langkah ke2 menjadi bahan panggung! Materi mentah atau ide,topik,premis yg kita pilih di Langkah ke2, yg blm lucu itu, kita ramu dgn segala tehnik untuk menjadi Lucu! Di 
Langkah ke3: Bahan diolah hingga punya format Sesuai struktur Joke. Yg paling dasar: memliki SetUp dan Punch!

Langkah ke4: Naik Panggung! Sbnyk apapun buku dipelajari, naskah dibuat dan latihan dilakukan, Anda tdk akan pernah menjadi Comic sblm naik panggung! Dan sebanyak banyaknya.

Bagaimana Cara Menulis Materi Biar Lucu?
Mungkin banyak dari kalian yang udah pernah coba OpenMic tapi bingung kok penonton gak ketawa? padahal gue lucu. mungkin karena kalian ada kesalahan dalam menuliskan materi.
sebenernya banyak teorinya untuk menulis materi yang baik dan benar.tapi kita disini belajar dasanya aja dulu, jadi yang harus dipahami ada dua. yaitu, Premis dan Punchline apaan tuh premis? apaan tuh Punchline? nah gue jelasin ya disini.

Premis itu adalah kata pembuka dari lo, berisikan pernyataan akan suatu hal. ini fungsinya penonton tau apa yang lo maksud.
Punchline itu bagian lucu dari materi lo, biasanya absurd, berlebihan, bahkan tolol.

Contoh :
Premis = Gak semua yang lo pengen itu bakal kecapaian, contohnya gue.
Punchline = Cita cita gue pengen jadi polwan tapi gak kesampean.
nah gimana udah ngerti? bagus..

eits, tapi dalam penulisan premis pun ada triknya loh, mau tau?
triknya yang paling umum adalah, jangan sampai terlalu panjang kenapa? penonton bisa bosen. kalo boleh menguti perkataan seorang comic handal jebolan KompasTV, Ernest Prakarsa “sebagai comic 100% nyawa kita ada di penonton, kalo penonton gak ketawa rasanya itu kayak pengen nangis” jadi jangan sampai membuat penonton bosan.
gimana contoh premis yang benar? nih gue kasih contoh lagi.

“mas Toilet dimana?” << Contoh benar!
“jadi begini, toilet adalah tempat untuk berak. jadi saya berinisiatif untuk bertanya ke mas mas
yang lagi ngerokok di ujung jalan sana, mas toilet dimana ya?” << Contoh salah!
untuk menuliskan sebuah bit (jokes) yang singkat tapi lucu dan jelas, cukup melakukan teori yang dikenal “Rule Of Three” atau cukup 3 kalimat aja udah tercipta Premis dan Punchline yang sempurna, enak kan? contohnya kayak gini :
Contoh: 1. Ada penyakit sapi gila; 2. Ya jelas bisa gila lah; 3. Toketnya diperah terus, tapi ga dipake pake.. horny, kentang, galau.
gimana udah paham dasarnya? bagus lah kalau begitu.

Apa Itu Lucu?

Kelucuan itu ada 3 tipe, Analogi, exagerasi, dan personifikasi. kita bahas satu satu oke?
Analogi: Mengandaikan sesuatu.. Contoh: banyak tabrak lari kucing di jalanan sehingga ada penampakan pocongkkkkkkkkkkkkkk-kucing , kucing gentayangan

Exagerasi: melebaykan sesuatu,, ya lebay aja.. gak perlu gue contohin kan? Laper = Makan berak = LEBAY
Personifikasi: Menjadi seseorang.. Misalnya ditengah tengah perform lo tiba tiba jadi Mathias Muchus, Rhoma Irama, atau Yeti Pesek

Apa Yang Dilarang?

dalam StandUp comedy ada hal hal yang dilarang dalam materinya. apa saja itu? yuk kita intip.
Quote:

1. Dilarang memakai lelucon orang lain!! Punchline itu susah dapatnya, ngga dari boker terus dapet! Inspirasinya susah, jadi jangan mencuri

2. Dilarang memakai lelucon jalanan, alias lelucon yang emang udah beredar! Cerita ceritanya udah basi woy, semua orang tau.. Jangan males, kampret

3. Dalam standupcomedy-ing, lo boleh ngomong apa aja, asal jgn ngomongin orang cacat.. Itu emang nasib woy, kasihannn!! Jangan yaa

4. Trus kalo ngomongin pemerintahan juga boleh, asal jangan presidennya yaa… ada undang undangnya, kan gak enak lo sampe dipenjara karena ngelawak

5. Dan jangan maenin ayat ayat suci dari Alkitab ataupun Al-Quran yaa…. Sekedar teman yang gak mau ngeliat lo standup di neraka.

6. SARA boleh tapi ada syaratnya.. Kalo lo ngeledek Cina & lo sendiri orang Cina = aman.. Tapi kalo ngeledek Batak tapi lo orang Cina = DIE!!

Riffing

kadang ketika kita sedang perform ada aja penonton yang gak ketawa, betul gak? itu wajar. tapi apa yang membuat mereka gak ketawa? mungkin karena mereka tidak mendengarkan lo. nah teknik yang gue mau ajarin disini namanya Riffing, atau pengambil alihan perhatian penonton.
“Riffing” bersifat penyampaian materi yang mengikut sertakan penonton. terkadang bisa memuji, bahkan meledek penonton, atau tempat. proses Riffing bisa dimulai dari situasi venue, misalnya dari cara duduk penonton, bartender, tempat, dll. Namun ingat !!! jangan pernah meledek penonton yang sifatnya “apa itu elo..” usahakan ledeknya “apa yang elo lakukan”. contohnya..
Jangan seperti “Mas, itu kok makannya belepotan?? Oh pantes, SUMBING TOH!!!” JANGAN!!!!! Jangan yang bersifat fisik pokoknya. Nah, apabila riffing nya sukses, otomatis perhatian dan alasan “kenapa kita harus dengerin elo” penonton mulai kita dapatkan. dan perform dijamin lancar 

Delivery

delivery itu adalah penyampaian materi kita kepda penonton, dalam delivery ada artikulasi, mic-ing, gesture sama emosi. Artikulasi itu menyangkut jelasnya kata-demi-kata yang dilontarkan. Harus jelas doong, kalo mau ngomong. Jangan “Bantu saya revisi konsep” tapi ntar penonton dengernya “Bantu saya bersihin kloset” bisa kacau perform kita.

Mic-ing itu meliputi volume ama stressing. Jangan kegedean klo ngomong, itu mic bukan toa! Ntar ga enak didengernya. Stressing itu terkadang berfungsi untuk membedakan mana setup dan punchline, karena ada perbedaan penekanan dalam berbicara. contoh stressing: “Waktu kecil orang tua gue suka maen smackdown, dan gue gak diajak..” lalu stressingnya: “RUPANYA MEREKA SEKS!!” (ingat! jangan teriak teriak, ditekankan aja).

Gesture meliputi gerakan tubuh & muka, TS suka nih bagian ini karena dapat membawa penonton selevel sama emosi dan imaji kita, dari alis, mata melotot, hidung mengembang, dll kita bisa ngasih efek ke penonton kalo kita itu kaget / bingung. Bahkan contoh tangan aja Pak Lurah kalo pidato. Itu juga termasuk gesture kan? Nunjuk nunjuk langit “Bersyukur hari ini tidak HUJAN!!” Ingat, ini standupcomedy, bukan khotbah! Santai ajaa, fleksibel. berani bergaya jijik, jangan tampil ganteng terus terusan.
Emosi, dan yang terakhir dari delivery itu adalah emosi! Emosi itu bergantung dari materi kita, dan kejujuran kita sendiri. Kalo materinya berupa kekesalan, jadilah kesel, jangan “GW KESEL BANGET!” Tapi mulutnya monyong-mingkem,, malah becanda.

Tata Cara Mengatasi Hackler

Hackler adalah usaha penonton untuk mengagalkan atau merusak perform kita, contoh ada yang teriak : “GAK LUCU LO”. nah dalam mengatasinya kita jangan terbawa emosi, jangan nangis, jangan banting mic, jangan telpon polisi, dll kita ActCool aja. kita bisa dengan membalikkan kata kata dia dengan “eh mas jangan gitu ah gak sopan ngomong gini sama bapak sendiri, pulang sana beliin papa pulsa” atau yang lainnya, yang penting tetep cool aja. karena kalo kita nafsu membalas perkataan Hackler kita bisa lupa sama materi kita, atau malah kehilangan timming kita.

ISTILAH DALAM STAND COMEDY
Bit : Jokes, lelucon lo.
Comic : sebutan lain StandUp Comedian.
OpenMic : ajang latihan comic baru untuk menjajal StandUp Comedy atau untuk menjajal materi baru kita, lucu atau tidak.
StandUpNite : ini adalah event khusus StandUp Comedian yang udah tinggi kelasnya. dan comic yang bisa tampil disini berarti dia udah tergolong lucu.
Premis : kata pengantar yang difungsikan untuk membimbing penonton ke Jokes yang mau lo bawain.
Punchline : bagian lucu dari Jokes lo, setelah membawakan Premis Punchline lah yang berikutnya.
Setup : bagian gak lucunya dari Jokes, Setup itu sebenernya beda dengan premis. tapi karena samar jadi gak masalah.
Blue Material : Jokesnya yang sifatnya Porno, dll. dianggap materi paling mudah dalam StandUp Comedy. (tapi agak gimana gitu)
Timming : waktu yang diberikan kepada lo oleh penyelenggara. Ingat! patuhi jatah waktu, karena comic yang suka mengambil jatah waktu orang lain bukanlah comic yang baik!
Riffing : teknik mengambil perhatian penonton, fungsinya supaya penonton mau mendengarkan kita.
Ripping : membalikkan ejekan penonton kepada kita yang sedang tampil, tapi dengan menjadikannya sebagai Jokes baru. (keahlian TS)
Hackler : upaya penonton untuk menggagalkan perform kita di panggung.
Hackling : sebutan untuk penonton yang melakukan Hackler.
Act-Out : gesture dari sang comic, bisa dari mimik muka, suara, dan gerakan tubuh. (harap dibedakan dengan Opera Van apa gitu ) keahlian TS juga.
Delivery : penyampaian materi kita ke penonton. dalam Delivery dibagi empat, Artikulasi, Mic-ing, gesture, dan emosi.
Artikulasi : udah pada tau kan? gak usah dijelasin lah ya.
Mic-Ing : teknik mengendalikan suara saat perform. jangan kegedean, jangan kepelanan.
Gesture : teknik yang meliputi gerakan tubuh dan muka.
Emosi : Emosi dipakai sesuai dengan materi yang kita bawakan, kalau materinya tentang kekesalan kita, ya jadilah kesal ingat, jangan teriak teriak tapi naikan saja nada suaranya.
Persona : Karakter
Old Bits : Jokes lama.
Routine : joke synag subjectnya sama atau sering diulang dibawakan comic.
Segue : kalimat transisi yg gunanya untuk me “leading” dari satu Joke atau Routine ke Joke lain
Joke prospector writing system : cara menulis jokes yg terdiri dari dua bagian: Joke Map dan Joke Mine
Hammocking : tehnik menempatkan joke yg kurang kuat atau improvisasi diantara dua Jokes yg kuat.
Joke Map : bagian pertama dr joke prospector writing system dimulai dgn Topik, menciptakan punch premise, mengatur set up premise, dan menyimpulkannya dgn menulis set up.